Wednesday, March 14, 2012

Smile

ini cuma cerita gak jelas yang kubikin, ini ringkasan atau apa aku gak tau. pokoknya ini belum masuk naskah buat komikku. cuma gambaran rencana kayak apa. yaah mungkin inti cerita keseluruhan atau apa.hohoho
maaf cerita ini tidak ada hubungannya dengan kisah nyata
terimakasih. mind to RnC ?



"In the classroom that seriously in a lesson
An alone girl still daydreaming
Grab the ballpoint tightly without write anything
Her black eyes is looking around"

Di sinilah aku. Di sebuah kelas yang sedang menghadapi pelajaran. Seorang guru yang menjelaskan barisan rumus di papan tulis tak kudengarkan, pikiranku melayang ke mana-mana.
Namun lebih tepatnya, dirimu.
Aku memikirkan dirimu. Itu yang kupikirkan selama jam pelajaran ini. Selalu, entah kenapa, sosokmu tak pernah bisa pergi dari benakku. Sang guru menerangkan di depan, namun yang kudengar hanyalah suara tawamu yang membahagiakan itu. Dari bangkumu.
Aku menghela nafas berat. Kupejamkan mataku sebentar, berusaha menghilangkan sosokmu dari benakku. Namun semuanya nihil. Bayang-bayangmu masih berkeliaran di ruang kepalaku. Akhirnya, kutolehkan kepalaku ke arah bangkumu.
Ya, itulah sosokmu, di sana, di bangku yang berjarak agak jauh dari bangkuku yang berada di sini. Tanpa kau ketahui, aku selalu melihatmu. Senyummu, tawamu, dan sikapmu itu, kau tak punya masalah ya?
Semuanya serasa ringan dari dirimu. Kau seolah tak mempunyai beban dipundakmu. Kau bebas. Tak mempunyai kesedihan untuk menjadi penghalang kebahagiaanmu.
Mataku menjelajahi seluruh ruangan kelas. Meskipun seorang guru masih menjelaskan, kelas ini ramai. Di bangkumu, kau tampak sedang bercanda dengan teman-teman sepermainanmu, tertawa. Namun di antara semua, kaulah yang paling heboh.


"Everyone can smile happily
You can see me laugh but inside I'm crying
In the alone soul that I have
I can only look at you who smile and laugh"

Kulihat tawa kalian, kulihat kalian bercanda tawa dari pojok sini. Aku sendirian. Aku hanya di sini sendirian, tanpa seorang pun. Aku hanya bisa menyembunyikan diriku di antara kalian, menenggelamkan sosokku di balik wajah kalian yang ceria.
Hidupku itu berantakan kau tahu?
Aku yakin, kau tak akan tahu rasanya. Kau yang selalu tersenyum dan bersikap ringan. Kau pasti tidak memiliki masalah, bukan? Kau pasti memiliki semua yang kau harapkan. Ya, semuanya.
Kau pasti memiliki keluarga yang hangat, kehidupan di sekolah yang menyenangkan, dan tentunya, kau dicintai. Kau pasti memiliki segalanya tanpa masalah.
Selama ini aku selalu tersenyum. Aku tahu kau pasti juga melihat senyumku. Meskipun anak sekelas mengabaikanku, mengejekku, dan menyindirku. Aku hanya tersenyum dan tertawa ke arah mereka. Aku hanya berkata seolah aku tak memasukkan kata-kata mereka dalam hati.
Meskipun semua menyalahkanku, aku hanya bersikap ringan dan bertanggung jawab atas apa yang bukan menjadi kesalahanku.
Dan bahkan meskipun aku marah, aku hanya akan nyengir, membuat kalian salah tingkah karena aku tidak marah.
Ya, itulah aku. Selalu tersenyum di setiap , apa kau tahu? Sesungguhnya hatiku menjerit. Hatiku menangis, aku tak bisa membohongi hatiku sendiri. Semua ini hanya topeng! Semua adalah palsu! Sikapku, senyumku yang seolah mengatakan bahwa semua baik-baik saja, semua itu palsu, hanya topeng untuk menutupi semua kesedihanku.
Hanya sebuah topeng yang menutupi wajah asliku.
Aku tak ingin dianggap lemah oleh orang lain. Aku ingin semua orang menganggapku tegar.
Tapi jauh dalam hatiku, aku ingin kuat dan menghadapi semuanya dengan senyum. Senyum yang asli, tanpa kepalsuan sedikitpun. Bahkan meskipun aku menangis pun, aku akan menghapus air mataku dengan tanganku sendiri. Itu tekadku.
Aku selalu berusaha menikmati kesendirianku. Aku selalu berusaha mencari hiburan tersendiri. Tapi aku hanya lari dari kenyataan.
Namun aku melihatmu. Kau yang tertawa lepas. Kau yang tersenyum senang, kau yang bersikap seperti kau tak punya masalah secuil pun.
Kuanggap kau hanya meremehkan kehidupan ini, kuanggap kau tidak pernah tau pahitnya kenyataan hidup sesungguhnya. Kuanggap kau hanyalah orang yang selalu menganggap remeh dan tidak penting akan penderitaan.
Namun, kusadar kemudian perasaanku yang sesungguhnya.

"Everytime I feel down and cry
I trying to remember you
Your smiles, Your laugh, without a pain
I'm jealous of your smiles..."

Setelah kusadari perasaanku yang sesungguhnya. Aku merasa menjadi orang yang sangat bodoh. Begitu saja menyimpulkan tanpa tahu suara hatiku sendiri. Begitu saja menganggap diriku sendiri membencimu, padahal hatiku berkata lain. Munafikkah diriku ini?
Aku lalu berpikir, 'Bagaimana aku bisa membenci orang lain kalau aku sendiri tahu rasanya dibenci?'. Itu adalah hal yang hanya akan dilakukan oleh orang bodoh, bukan? Kenapa aku tak sadar sedari awal? Bahwa aku tak membencimu. Aku takkan bisa membenci orang lain, termasuk dirimu.
Lalu sejak waktu itu, setiap aku merasa tertekan, disudutkan, dibuang, dan merasa tak berguna, aku selalu berusaha mengingat sosokmu. Sosokmu yang tersenyum enteng, yang tertawa lepas tanpa beban.
Aku iri pada senyummu.
Aku selalu melihatmu yang tersenyum dari bangku ini, sambil menuliskan kata-kata hatiku.
Namun, itu belum cukup.
Aku ingin selalu berada di dekatmu.
Di luar, matahari bersinar terik. Awan-awan berwarna putih bagaik`n kapas bergumpal. Sesekali, angin berhembus, menyebabkan jendela kelas yang terbuka menutup kembali. Namun aku tak peduli, sepasang bola mata milikku hanya kutujukan pada sosokmu yang membelakangiku.
Dalam hati, aku memiliki sebuah tanda tanya besar untukmu.

"I wonder, why does you can be someone like that?
You can smile, you can laugh with shine
From here, from my chair, I look at you
I'll continue looking at you"

Setiap melihatmu tertawa, tanpa sadar sebuah senyum tersungging di wajahku. Aku tersenyum, senyum asli. Setiap aku melihatmu heboh dengan konyolnya hanya karena memenangkan lomba rubik dengan teman-temanmu, aku tertawa kecil. Senyum dan tawamu itu membahagiakan, kau tahu? Kau selalu tertawa, dan bagiku, itu adalah obat bagi semua rasa sakit hatiku. Dan mungkin hati setiap orang.
Kau pasti dicintai banyak orang. Aku yakin itu.
Aku heran, kenapa kau bisa menjadi orang sesantai itu. Di mataku, kau bersinar. Kau seolah menjadi matahari bagi yang lainnya. Setiap kau tertawa, mereka juga ikut tertawa di sampingmu. Kau seolah memberi kebahagiaan pada orang lain.
Kau itu adalah penopangku, kau tahu? Aku bisa bertahan di sini, di sekolah  ini dan di kehidupanku karena aku melihat senyum dan tawamu. Kalau kau tidak tersenyum, aku pun tak bisa bertahan. Aku pasti sudah bunuh diri sebelumnya, lari dari semuanya.
Lemah, ya?
Ya, setiap hari, setiap waktu. Aku melihatmu, menatap sosokmu yang mengagumkan di mataku. Dan aku akan terus menatap ke arahmu. Selalu...
Selalu sama setiap hari.


"You can smile without sadness
That is the only thing that I couldn't do
All of my smiles are fake, you know?
But look at your smile, it will make my heart calm"

Ya, aku bisa melakukan apapun dalam kesendirianku. Aku bisa menatap langit, aku bisa menghibur diriku sendiri. Namun,
Tersenyum dan tertawa tanpa beban, adalah satu-satunya yang tak bisa kulakukan.
Kau pasti tidak tahu, bahwa semua senyumku itu palsu. Bahwa semua senyum dan sikap kasarku itu palsu. Semua itu hanya aktingku agar tidak menghawatirkan orang lain.
Dan tentu saja, agar aku tak terlihat lemah.
Seperti yang sudah kukatakan, hidupku berantakan.
Sama sekali tak ada senyum dalam keluargaku belakangan ini. Semua berubah. Bahkan, separuh dari teman-temanku mengkhianatiku.
Semua berubah.
Dulu, tiga tahun yang lalu, aku adalah gadis ceria yang bisa tertawa lepas sepertimu. Waktu itu, keluargaku nyaman, teman-temanku banyak, aku dicintai.
Ya, sejak masuk sekolah neraka ini, semua berubah.
Aku berulang kali memikirkan cara untuk lepas dari penderitaan. Kalau saja aku tak melihatmu, aku sudah pasti tak di sini. Menatap wajahmu yang berseri itu, membuat hatiku merasa tenang. Terimakasih karena kau telah mampu membuatku bertahan dan terus berjuang melewati rintangan hidup ini.

"Everytime I remind of you
I trying to smile but failed
I can be here because of you
cause I look at your smiles..."


----------------------------------------------------------------------------
ini cuma cerita gak jelas yang kubikin, ini ringkasan atau apa aku gak tau. pojoknya ini belum masuk naskah buat komikku. cuma gambaran rencana kayak apa. yaah mungkin inti cerita keseluruhan atau apa.hohoho
maaf cerita ini tidak ada hubungannya dengan kisah nyata
terimakasih. mind to RnC ?

No comments:

Post a Comment